Rabu, 14 Mei 2014

Mana yang kau pilih ?

Hampir saja aku melupakan sejarah hari kemarin. Jika saja aku tidak mendengarkan radio. Beruntung ada radio yang masih mengingat sejarah hari itu. Di tengah lunturnya norma-norma masyarakat Indonesia yang sudah semakin pudar. Masih adakah yang mengingat sejarah?
Memori pun kembali berputar ke jaman dimana sepenggal tanah ibu pertiwi ini di bayar oleh ribuan nyawa dan tetesan darah manusia yang hidup untuk berkorban.
Di tanah kelahiranku ini, di bumi yang aku pijak ini pernah bersimbah darah dari jiwa suci yang hanya punya dua pilihan. Merdeka atau mati.
Aku masih mengingat salah satu syair dari sajak karya Gie. Nasib terbaik adalah dilahirkan tapi mati muda. Sang Penentu Nasib telah menggariskan hal itu pada mereka. Mereka. Mereka yang tak peduli berapapun usia mereka dan apapun cita-cita mereka. Karena bagi mereka mati adalah kata lain dari merdeka dan merdeka adalah kata lain dari cita-cita.
Mereka adalah bara. Semangat-semangat mereka serupa bara yang kemudian kagum menjadi api. Terpatri dalam setiap urat dan nadi mereka. 

Jika hidupku hanya terdiri dari dua pilihan. Merdeka atau mati. Mana yang aku pilih?
Jika hidupmu hanya terdiri dari dua pilihan. Merdeka atau mati. Mana yang kau pilih ?







                         Untuk Bandung Lautan Api yang kini jadi       
                         Bandung Lautan Baliho Caleg 
                         Bumi Siliwangi, 25 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar