Young
and Freedman mungkin sudah lelah karena sudah aku bolak-balik dengan malasnya,
dan mereka berkata “Apa yang kau cari sebenarnya? Sepertinya kau sama sekali
tidak mengerti.” Francis Bitter mendengus karena tak tersentuh lalu berkata,
“Sepertinya kau tak membutuhkan aku, untuk apa aku disini dan dibiarkan hingga
berdebu?” Chairil Anwar hanya tertawa, mengisap batang rokok yang diapitnya di
jari lalu menghembuskannya dengan santai. Kemudian berkata pada Young and
Freedman, “Hembus kau aku tak peduli”. Setelah itu dia menoleh kepada Francis
Bitter, “Mampus kau dikoyak sepi”. Young and Freedman membisu, Tipler angkat
bicara, “Lalu bagaimana dengan nasibku yang terkadang dilupakan?” Chairil Anwar
menghembuskan asap rokok dari mulutnya dan berkata “Ah, jawab sendiri, nasib
adalah kesunyian masing-masing”. Lalu dia tertawa tak henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar